4.09.2009

Leadership of Muhammad SAW

"
Berbagai teori-teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh para guru leadership, to some extent ditemukan pada pribadi dan kepemimpian Muhammad SAW. Salah satu teori dikemukakan oleh Kets de Vries yang menyimpulkan dari penelitian klinisnya terhadap para pemimpin bahwa sebanyak prosentase tertentu dari para pemimpin itu mengembangkan kepemimpinan mereka karena dipengaruhi oleh trauma pada masa kecil mereka.

Muhammad SAW mengalami masa-masa sulit diwaktu kecilnya. Di usia dini beliau sudah menjadi yatim piatu. Pada kanak-kanak itu pula beliau harus menggembala ternak penduduk Makkah. Di awal usia remaja beliau sudah mulai belajar berdagang dengan mengikuti pamannya Abu Thalib berdagang ke daerah-daerah sekitar Jazirah Arab.

Beberapa teori kepemimpinan lainnya juga dapat ditemukan pada diri Muhammad SAW. Misalnya, empat fungsi kepemimpinan (the 4 roles of leadership) yang dikembangkan oleh Stephen Covey. Konsep ini menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi kepemimpinan, yakni sebagai perintis (pathfinding), penyelaras (aligning), pemberdaya (empowering), dan panutan (modeling).

Fungsi perintis (pathfinding) mengungkap bagaimana upaya sang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama para stakeholder-nya, misi dan nilai-nilai yang dianutnya, serta yang berkaitan dengan visi dan strategi, yaitu kemana perusahaan akan dibawa dan bagaimana caranya agar sampai kesana.

fungsi ini ditemukan pada diri Muhammad SAW karena beliau melakukan berbagai langkah dalam mengajak umat manusia ke jalan yang benar. Muhammad SAW telah berhasil membangun suatu tatanan sosial yang modern dengan memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan universal, semangat kemajemukan dan multikulturalisme, rule of low, dan sebagainya. Sistem sosial yang diakui terlalu modern dibanding zamannya itu dirintis oleh Muhammad SAW dan kemudian dikembangkan oleh para khalifah sesudahnya.

Fungsi penyelaras (aligning) berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi perusahaan agar mampu bekerja dan saling sinergis. Sang pemimpin harus memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem organisasi perusahaan. Kemudian, ia menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar sesuai dengan strategi untuk mencapai visi yang telah digariskan.

Muhammad SAW mampu menyelaraskan berbagai strategi untuk mencapai tujuannya dalam menyiarkan ajaran islam dan membangun tatanan sosial yang baik dan modern. Ketika banyak para sahabat yang menolak kesediaan beliau untuk melakukan perjanjian perdamaian Hudaybiyah yang dipandang menguntungkan pihak musyrikin, belaiu tetap bersikukuh dengan kesepakatan itu. Terbukti, pada akhirnya perjanjian tersebut berbalik menguntungkan kaum Muslim dan pihak musyrikin meminta agar perjanjian itu dihentikan. Beliau juga dapat membangun sistem hukum yang kuat, hubungan diplomasi dengan suku-suku dan kerajaan di sekitar Madinah, dan sistem pertahanan yang kuat sehingga menjelang beliau wafat, Madinah tumbuh menjadi baru yang cukup berpengaruh pada waktu itu.

Fungsi pemberdaya (empowering) berhubungan dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi perusahaan mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat (committed). Seorang pemimpin harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang diembannya. Ia juga harus mengerti dan mendelegasikan seberapa besar tanggung jawab dan otoritas yang harus dimiliki oleh setiap karyawan yang dipimpinnya. Siapa mengerjakan apa. Untuk alasan apa mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. Bagaimana caranya. Dukunga sumberdaya apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan bagaimana akuntabilitasnya.

Sejarah kenabian (sirah nabawiyah) menceritakan kecakapan Muhammad SAW dalam mensinergikan berbagai potensi yang dimiliki oleh para pengikutnya dalam mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalan mengatur strategi dalam perang Uhud, beliau menempatkan pasukan pemanah di punggung bukit untuk melindungi pasukan infantri Muslim. Beliau juga dengan bijak mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar ketika mulai membangun masyarakat Madinah. Beliau mengangkat para pejabat sebagai amir (kepala daerah) atau hakim berdasarkan kompetensi dan good track record yang mereka miliki. Tidak heran, dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama (sekitar 10 tahun), beliau telah mampu mendirikan dasar-dasar tatanan sosial masyarakat modern. Pemimpin dunia lainnya mungkin butuh waktu yang lebih lama untuk mencapai hal semacam itu.

Fungsi panutan (modeling) mengungkap bagaimana agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi para karyawannya. Bagaimana dia bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, perilaku, dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sejauh mana dia melakukan apa yang dikatakannya.

Muhammad SAW dikenal sangat kuat berpegang pada keputun yang telah disepakati. Menjelang perang Uhud, suara- suara yang menginginkan agar kaum Muslim 'menyambut' pasukan musyrik di luar Madinah lebih banyak dari pada yang ingin bertahan di pinggiran Madinah. Rasulullah SAW pun pada awalnya memilih pendapat yang kedua. Tetapi karena mengikuti prosedur suara terbanyak, akhirnya diambil keputusan untuk menyongsong pasukan Makkah di luar Madinah. Belakangan para sahabat menyadari bahwa mereka terlalu memaksakan kehendak mereka terhadap Muhammad SAW dan meminta beliau untuk memutuskan apa yang menurut beliau dan Allah merupakan jalan terbaik. Menyikapi hal ini Muhammad SAW menjawab dengan tegas :

"Ke dalam pembicaraan yang semacam inilah saya ajak kalian tapi kalian menolak. Tidak layak bagi seorang nabi yang apabila sudah mengenakan baju besinya lalu akan menanggalkanya kembali sebelum Tuhan memberikan putusan antara dirinya dan musuhnya. Perhatikan apa yang saya perintahkan kepada kamu sekalian dan ikutilah! Atas ketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu."

Beliau juga merupakan seseorang yang melaksanakan apa yang beliau katakan (walk the talk). Beliau sangat membenci orang yang mengatakan sesuatu tetapi tidak melaksanakan apa yang dikatakannya itu.

Rasulullah SAW menjadi panutan dalam melaksanakan nasehat dan saran-sarannya demikian juga dalam menjadi pribadi yang mulia. Beliau adalah seorang yang sangat dermawan kepada siapapun yang datang dan meminta pertolongan jauh sebelum mengatakan, "Tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah."

Beliau memikul batu, mengambil skop tanah ketika membangun Masjid Nabawi, membawa linggis ketika menggali parit (Khandaq) waktu mengajak ummatnya, "Mari membangun bersama." Sebelum bersabda, "Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik dengan keluarganya," beliau mencontohkan kelemahlembutan terhadap anggota keluarganya.

Masih banyak bukti-bukti kepemimpinan yang baik sebagaimana yang dikemukakan oleh para guru kepemimpinan dan manajemen modern terdapat pada diri Muhammad SAW, tentu saja kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW tidak harus menunggu pembenaran dari teori-teori kepemimpinan dan manajemen modern karena apa yang beliau contohkan telah terbukti berhasil.

diambil dari buku best seller The Super Leader Super Manajer karya Dr. Muhammad Syafii Antonio, M,Ec


"

Berbagai teori-teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh para guru leadership, to some extent ditemukan pada pribadi dan kepemimpian Muhammad SAW. Salah satu teori dikemukakan oleh Kets de Vries yang menyimpulkan dari penelitian klinisnya terhadap para pemimpin bahwa sebanyak prosentase tertentu dari para pemimpin itu mengembangkan kepemimpinan mereka karena dipengaruhi oleh trauma pada masa kecil mereka.

Muhammad SAW mengalami masa-masa sulit diwaktu kecilnya. Di usia dini beliau sudah menjadi yatim piatu. Pada kanak-kanak itu pula beliau harus menggembala ternak penduduk Makkah. Di awal usia remaja beliau sudah mulai belajar berdagang dengan mengikuti pamannya Abu Thalib berdagang ke daerah-daerah sekitar Jazirah Arab.

Beberapa teori kepemimpinan lainnya juga dapat ditemukan pada diri Muhammad SAW. Misalnya, empat fungsi kepemimpinan (the 4 roles of leadership) yang dikembangkan oleh Stephen Covey. Konsep ini menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi kepemimpinan, yakni sebagai perintis (pathfinding), penyelaras (aligning), pemberdaya (empowering), dan panutan (modeling).

Fungsi perintis (pathfinding) mengungkap bagaimana upaya sang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama para stakeholder-nya, misi dan nilai-nilai yang dianutnya, serta yang berkaitan dengan visi dan strategi, yaitu kemana perusahaan akan dibawa dan bagaimana caranya agar sampai kesana.

fungsi ini ditemukan pada diri Muhammad SAW karena beliau melakukan berbagai langkah dalam mengajak umat manusia ke jalan yang benar. Muhammad SAW telah berhasil membangun suatu tatanan sosial yang modern dengan memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan universal, semangat kemajemukan dan multikulturalisme, rule of low, dan sebagainya. Sistem sosial yang diakui terlalu modern dibanding zamannya itu dirintis oleh Muhammad SAW dan kemudian dikembangkan oleh para khalifah sesudahnya.

Fungsi penyelaras (aligning) berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi perusahaan agar mampu bekerja dan saling sinergis. Sang pemimpin harus memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem organisasi perusahaan. Kemudian, ia menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar sesuai dengan strategi untuk mencapai visi yang telah digariskan.

Muhammad SAW mampu menyelaraskan berbagai strategi untuk mencapai tujuannya dalam menyiarkan ajaran islam dan membangun tatanan sosial yang baik dan modern. Ketika banyak para sahabat yang menolak kesediaan beliau untuk melakukan perjanjian perdamaian Hudaybiyah yang dipandang menguntungkan pihak musyrikin, belaiu tetap bersikukuh dengan kesepakatan itu. Terbukti, pada akhirnya perjanjian tersebut berbalik menguntungkan kaum Muslim dan pihak musyrikin meminta agar perjanjian itu dihentikan. Beliau juga dapat membangun sistem hukum yang kuat, hubungan diplomasi dengan suku-suku dan kerajaan di sekitar Madinah, dan sistem pertahanan yang kuat sehingga menjelang beliau wafat, Madinah tumbuh menjadi baru yang cukup berpengaruh pada waktu itu.

Fungsi pemberdaya (empowering) berhubungan dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi perusahaan mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat (committed). Seorang pemimpin harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang diembannya. Ia juga harus mengerti dan mendelegasikan seberapa besar tanggung jawab dan otoritas yang harus dimiliki oleh setiap karyawan yang dipimpinnya. Siapa mengerjakan apa. Untuk alasan apa mereka mengerjakan pekerjaan tersebut. Bagaimana caranya. Dukunga sumberdaya apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan bagaimana akuntabilitasnya.

Sejarah kenabian (sirah nabawiyah) menceritakan kecakapan Muhammad SAW dalam mensinergikan berbagai potensi yang dimiliki oleh para pengikutnya dalam mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalan mengatur strategi dalam perang Uhud, beliau menempatkan pasukan pemanah di punggung bukit untuk melindungi pasukan infantri Muslim. Beliau juga dengan bijak mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar ketika mulai membangun masyarakat Madinah. Beliau mengangkat para pejabat sebagai amir (kepala daerah) atau hakim berdasarkan kompetensi dan good track record yang mereka miliki. Tidak heran, dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama (sekitar 10 tahun), beliau telah mampu mendirikan dasar-dasar tatanan sosial masyarakat modern. Pemimpin dunia lainnya mungkin butuh waktu yang lebih lama untuk mencapai hal semacam itu.

Fungsi panutan (modeling) mengungkap bagaimana agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi para karyawannya. Bagaimana dia bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, perilaku, dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sejauh mana dia melakukan apa yang dikatakannya.

Muhammad SAW dikenal sangat kuat berpegang pada keputun yang telah disepakati. Menjelang perang Uhud, suara- suara yang menginginkan agar kaum Muslim 'menyambut' pasukan musyrik di luar Madinah lebih banyak dari pada yang ingin bertahan di pinggiran Madinah. Rasulullah SAW pun pada awalnya memilih pendapat yang kedua. Tetapi karena mengikuti prosedur suara terbanyak, akhirnya diambil keputusan untuk menyongsong pasukan Makkah di luar Madinah. Belakangan para sahabat menyadari bahwa mereka terlalu memaksakan kehendak mereka terhadap Muhammad SAW dan meminta beliau untuk memutuskan apa yang menurut beliau dan Allah merupakan jalan terbaik. Menyikapi hal ini Muhammad SAW menjawab dengan tegas :

"Ke dalam pembicaraan yang semacam inilah saya ajak kalian tapi kalian menolak. Tidak layak bagi seorang nabi yang apabila sudah mengenakan baju besinya lalu akan menanggalkanya kembali sebelum Tuhan memberikan putusan antara dirinya dan musuhnya. Perhatikan apa yang saya perintahkan kepada kamu sekalian dan ikutilah! Atas ketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu."

Beliau juga merupakan seseorang yang melaksanakan apa yang beliau katakan (walk the talk). Beliau sangat membenci orang yang mengatakan sesuatu tetapi tidak melaksanakan apa yang dikatakannya itu.

Rasulullah SAW menjadi panutan dalam melaksanakan nasehat dan saran-sarannya demikian juga dalam menjadi pribadi yang mulia. Beliau adalah seorang yang sangat dermawan kepada siapapun yang datang dan meminta pertolongan jauh sebelum mengatakan, "Tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah."

Beliau memikul batu, mengambil skop tanah ketika membangun Masjid Nabawi, membawa linggis ketika menggali parit (Khandaq) waktu mengajak ummatnya, "Mari membangun bersama." Sebelum bersabda, "Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik dengan keluarganya," beliau mencontohkan kelemahlembutan terhadap anggota keluarganya.

Masih banyak bukti-bukti kepemimpinan yang baik sebagaimana yang dikemukakan oleh para guru kepemimpinan dan manajemen modern terdapat pada diri Muhammad SAW, tentu saja kepemimpinan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW tidak harus menunggu pembenaran dari teori-teori kepemimpinan dan manajemen modern karena apa yang beliau contohkan telah terbukti berhasil.

diambil dari buku best seller The Super Leader Super Manajer karya Dr. Muhammad Syafii Antonio, M,Ec


0 komentar: